Bareskrim Polri Telusuri 7 Media Online yang Dilaporkan Eko Patrio

Bareskrim Polri Telusuri 7 Media Online yang Dilaporkan Eko Patrio
Nama-nama media online yang dilaporkan Eko masih belum diungkapkan polisi.

Bareskrim Polri menelusuri 7 media online yang dilaporkan Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio. Ketujuh media online tersebut membuat berita yang menyebutkan Eko mengatakan penangkapan teroris di Bekasi adalah pengalihan isu kasus Ahok.

Eko dilaporkan seseorang ke polisi, lalu datang memberikan klarifikasi sekaligus melaporkan ketujuh media online yang disebutnya telah menulis berita palsu dan memfintah dirinya.

Dilansir Republika Online, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto mengungkapkan, Bareskrim akan langsung menelusuri pihak yang menggugah pemberitaan imajiner soal pengalihan isu bom Bekasi. 

Hal ini untuk menindaklanjuti laporan Eko Patrio usai memberi klarifkasi di Gedung Bareskrim Polri, Jumat (16/12/2016).

Dalam keterangannya, Eko membantah pernah diwawancarai tujuh media yang mencatut namanya dan menuliskan bom Bekasi sebagai upaya pengalihan isu. Ia pun memberikan waktu selama 1x24 jam kepada tujuh media online tersebut untuk mengklarifikasi pemberitaannya. Jika tidak, maka Eko meminta pihak kepolisan menindaklanjuti laporan tersebut.

Bareskim tidak menyebutkan nama-nama media online yang dilaporkan Eko. 

"Nanti setelah beliau menyampaikan somasi akan kita dalami. Kita telusuri siapa pihak yang membuat resah masyarakat ini. Karenanya, kita tunggu 1x24 jam dari yang beliau sampaikan," kata Agus.

Eko juga memberikan kesempatan kepada 7 media online itu untuk mengklarifikasi bahwa berita itu adalah karangan.

Dari penelusuran DetikStyle, salah satu media online yang dilaporkan Eko itu adalah Suara Nasional yang saat posting ini dibuat tidak bisa diakses (Error 500). Cache Google-nya sebagai berikut: 

Ini adalah cache Google' untuk http://suaranasional.com/. Gambar ini adalah jepretan laman seperti yang ditampilkan pada tanggal 16 Des 2016 05:40:06 GMT.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:gLXW5xMNS8MJ:suaranasional.com/+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id .

Suara Nasional membuat beritanya dengan judul "Muncul Isu Teror Bom ke Istana, Upaya Pengalihan Isu Kasus Ahok dan Menakuti Umat Islam" yang kemudian dimuat ulang sejumlah situs lain, seperti healmagz.com, depokpedia.com, dan selatpanjangpos.com.

Healmagz sudah menghapus berita repost tersebut. Berita repos yang dimuat Depok Pedia dan Selatpanjang Pos masih bisa diakses.

Media Online yang Dilaporkan Eko Patrio


Ini kutipan berita selengkapnya, sebagaimana direpos Depokpedia dan Selatpanjangpos dari Suara Nasional:

Munculnya bom yang akan diarahkan ke Istana bagian dari pengalihan isu kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“kalau dilihat pola kemunculan bom dan diarahkan ke Istana sangat diduga bagian pengalihan isu kasus Ahok. Sebelum ada aksi super damai 212 ada upaya untuk menggagalkan dengan peristiwa bom samarinda, isu makar dan sebagainya,” kata Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio, Senin (12/12).

Kata Eko, patut dicurigai Densus 88 yang menemukan surat dari ‘pengantin perempuan’ untuk meledakkan Istana dengan menggunakan bom ‘rice cooker’. “Ini yang membuat surat ini harus dibongkar juga, apa atas inisiatif perempuan, atau hanya suruhan, ini yang patut dicurigai,” ungkap Eko.

Menurut Eko, berbagai peristiwa mulai dari bom gereja Samarinda sampai rencana pengeboman di Istana tidak bisa dilepaskan untuk menggiring opini agar umat Islam tidak terlalu menekan ke pemerintah dalam kasus Ahok.

“Selama ini ada opini bahwa Jokowi seolah-olah melindungi Ahok dan dengan adanya bom Istana maka seolah-olah yang meminta keadilan kasus Ahok ingin mengebom Istana karena Presiden Jokowi dianggap melindungi Ahok,” papar Eko.

Eko meminta Umat Islam untuk mewaspadai operasi intelijen jahat untuk mendiskreditkan kelompok anti Ahok. “Kelompok antiahok sudah ada yang terkena kasus makar dan tak lama lagi ada kasus terorisme. Ini yang harus diwaspadai umat Islam,” pungkas Eko.


Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga terduga teroris, Sabtu (10/12).
Berdasarkan pemeriksaan sementara, tiga teroris ini merencanakan meledakkan bom di Istana Negara, Jakarta Pusat.

“Rencananya bom tersebut akan diledakkan di Istana Negara pada saat serah terima jaga Paspampres‎,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komber Raden Prabowo Argo Suyono saat dikonfirmasi. (suaranasional).


Itulah berita yang diklarifikasi Eko sebagai "karangan bebas" yang memfitnah dan menzhalimi dirinya karena ia merasa tidak diwawancara oleh media tersebut.

Mengetahui dilaporkan Eko dan akan diselidiki polisi, blog atau media-media online tersebut sudah tidak bisa diakses. Nama-nama media online-nya belum terlacak dan masih belum diungkapkan Bareskrim Polri.*

Lebih baru Lebih lama